Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masa Ta'aruf: Kuliah atau Organisasi | Screening DAD

Sabtu, 31 Oktober 2020 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) komisariat Al-Qolam dan Al-Fath, menyelenggarakan Masa Ta’aruf (Masta) di Kontrakan Faskho Jl. Cindewilis Nomor 10 A, Ronowijayan, Kertosari, Babadan, Ponorogo dan disiarkan secara langsung di akun instagram @imm.alqolam. Kegiatan ini merupakan bentuk pengenalan IMM sebagai gerakan yang menuntut mahasiswa untuk membentuk tiga nilai di dalam dirinya yakni religiusitas, intelektualitas, dan humanitas. Untuk mewujudkan tuntutan tersebut, Masta ini mengusung tema “Kuliah atau Organisasi?” sehingga diharapkan dapat memberi titik terang tentang bagaimana memprioritaskan satu atau diantara dua hal ini.

Pukul 08:00 WIB Masta dimulai dengan beberapa statement pembuka dari moderator, “organisasi atau kuliah?” tentunya kalimat ini sudah tidak asing lagi di telinga mahasiswa. Ada yang mengatakan kuliah jauh lebih penting, ada juga yang mengatakan organisasi jauh lebih penting. Ada yang menomersatukan dan ada yang menomerduakan.  Sebagai pemerataan bahasan diajukan masing-masing satu pertanyaan dari moderator kepada kakanda/ayunda Ketum. Komisariat dari tahun 2012 s/d 2019 disesuaikan pengalaman yang berhubungan dengan backgroundnya semasa berjuang di IMM.  “Ada 3 mantra hidup saat kulaih yaitu tertib beribadah, tertib belajar, dan tertib beorganisasi. Selama semua yang kita lakukan di IMM itu dalam rangka ibadah dan ikhlas karena mengharap ridho Allah SWT maka tidak akan ada kerugian” ucap Kakanda Dr. Alip Sugianto M.Hum. selaku ketua umum komisariat Al-Qolam 2012/2013. Kemudian, Ayunda Rika Fitria Rahmatin, S.Pd. selaku ketua umum komisariat Al-Qolam 2018/2019 menambahkan “Dibutuhkan manajemen waktu, prinsip (belajar, berkarya, cinta meraksasa), dan komitmen agar  kuliah dan organisasi dapat berdampingan”. Ketua umum komisariat Al-Qolam 2017/2018 Kakanda Zahid Syafiyallah Anest ditanya soal pengalamanya pernah menjadi ketua HMJ “Pertama milikilah citra baik/kualitas diri sehingga tanpa perlu mengajukan akan otomatis dipercaya mampu mempimpin”. Lalu bagaimana agar kuliah dan organisasi itu dapat berdampingan tanpa berbenturan? “Hal itu ibarat kaki kanan dan kaki kiri, untuk terus maju ke depan ada kalanya kaki kanan maju duluan dan ada kalaya kaki kiri yang harus di depan. Terkadang untuk betahan jatuh dari ketinggian kedua kaki harus menumpu berbarengan” ucap Kakanda Eko Siswanto ketua umum komisariat Al-Qolam 2019/2020.  “Ketika sudah masuk di IMM kader tidak seharusnya berkecil hati, di IMM inilah tempat kader berjuang menambah khasanah keilmuan” lanjut Kakanda Imam Ma’sum selaku ketua umum komisariat Al-Fath 2019/2020. Apa yang kita dapatkan dari IMM? “IMM tidak akan memberikan kader materi dunia, tetapi hanya akan memberikan landasan berpikir tentang bagaimana supaya memiliki nilai religiusitas, intelektualitas, dan humanitas di dalam diri” tutup Kakanda Acir El Delizen selaku ketua umum komisariat Al-Qolam 2015/2016. 

Pukul 10:50 WIB beberapa wejangan yang telah ditelan calon kader sebagiannya membutuhkan proses untuk dicerna. Sehingga calon kader dipersilahkan untuk bertanya hal yang belum dipahami untuk didiskusikan. Setelah semuanya terjawab, acara dilanjutkan dengan shalat dhuhur kemudian istirahat. Pukul 13:00 WIB dilanjutkan screening sebagai langkah awal yang digunakan untuk menempatkan calon kader yang ingin bergabung dalam suatu proses yang telah diformulasikan sebelumnya. Screening ini diadakan dengan tujuan:

  1. Menganalisa sikap, mental, perilaku, dan pola pikir calon kader
  2. Meneguhkan komitmen berorganisasi calon kader
  3. Internalisasi nilai-nilai dasar ideologis
  4. Memberikan gambaran umum tentang DAD
  5. Menjalin ikatan awal antara Instruktur dengan calon kader
Pamflet
 

1 komentar untuk "Masa Ta'aruf: Kuliah atau Organisasi | Screening DAD"